Kamis, 19 Maret 2015

Etika Naik Kereta di Jepang

Transportasi umum memegang peranan penting untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Di Ibukota Jepang, Tokyo, sebagai salah satu kota megapolitan dunia, jaringan kereta api adalah alat transportasi utamanya. Itulah sebabnya jalan raya menjadi lengang meskipun pada jam-jam sibuk kantor. Jepang memiliki jaringan kereta bawah tanah maupun layang yang sangat kompleks. Baik yang dioperasikan oleh pemerintah maupun swasta.
Di Tokyo, jaringan kereta bawah tanah atau subway dioperasikan oleh Tokyo Metro Subway dan Toei Subway. Meskipun berbeda namun saling terhubung dan tidak perlu membeli tiket yang berbeda jika naik dan turun di stasiun yang berbeda operatornya. Jaringan kereta api yang berada di atas permukaan tanah dioperasikan oleh Japan Rail (JR) milik pemerintah Jepang, yang kalau di Indonesia mirip seperti KRL Commuterline.
Ada berbagai etika yang harus diikuti oleh pengguna kereta di Jepang. Aturan ini ada yang tertulis, ada yang tidak, namun semua penumpang harus mematuhinya.
1. Kursi prioritas



Kereta di Jepang menyediakan Courtesy Seat atau kursi prioritas. Kursi ini dikhususkan bagi orang tua, orang-orang cacat, ibu hamil dan orang yang menjaga bayi. Pihak kereta mengharap para penumpang akan mematuhi Courtesy Seat ini. Poster kursi prioritas juga ditempel di tempat bersangkutan sebagai pengingat bahwa tidak semua penumpang punya hak untuk duduk di kursi tesebut kecuali yang sudah disebutkan.

2. Dilarang makan dan minum di kereta



Penumpang akan dinilai lebih sopan jika tidak makan dan minum di dalam kereta. Untuk itu, bagi mereka yang akan naika kereta, lebih baik makan dan minum terlebih dahulu. Hal yang sangat dikhawatirkan dari kebiasaan makan dan minum di dalam kereta adalah bungkus sampah yang dibuang sembarangan.

3. Handphone harus di-silent



Di era modern seperti ini, telepon genggam atau HP sudah tidak lagi menjadi barang yang mewah. Barang yang satu ini sudah menjadi bagian dari kebutuhan manusia dan akan dibawa kemana-mana untuk mempermudah komukasi. Sayangnya, bagi penumpang yang naik kereta di Jepang, harap sedikit lebih disiplin terkait penggunaan benda ini. Handphone harus berada dalam kondisi silent dan sebisa mungkin penumpang tidak menerima panggilan selama kereta berjalan. Jika duduk di kursi prioritas, maka penumpang wajib mematikan ponselnya.

4. Mengobrol di kereta


Sesama penumpang diperbolehkan mengobrol di dalam kereta, namun harus dengan tenang tidak boleh berisik, apalagi sampai menganggu penumpang lainnya.

5. Dilarang duduk dengan kaki yang terbuka lebar
Satu hal yang agak sedikit kurang enak dipandang juga dilarang di dalam kereta Jepang. Hal tersebut ialah duduk dengan kaki terbuka lebar sehingga memakan space atau tempat bagi penumpang lain.

6. Gunakan masker ketika sakit



Jika kita merasa kurang sehat pada hari itu, Jangan lupa membawa masker agar virus yang kita bawa tidak tertular pada orang lain. Jika Anda khawatir penumpang lain membawa virus di dalam kereta itu, bagi yang sedang kondisi fit tidak perlu khawatir akan tertular dengan memakai masker.

7. Dahulukan penumpang yang turun
Untuk menghindari kemacetan arus penumpang, setiap penumpang yang hendak menaiki kereta, wajib mendahulukan penumpang yang hendak turun.

8. Simpan barang bawaan di rak



Penumpang kereta dilarang untuk membawa tas ransel yang amat besar di punggung meletakkan barang bawaan di lantai atau menaruhnya di kursi. Alasannya sangat manusiawi, mencangklong tas ransel di punggung mengakibatkan penumpang lain tidak mendapat ruang atau tempat yang lebih. Jika meletakkannya di lantai akan mengakibatkan penumpang lain tersandung dan jika meletakkan di kursi kosong di dekatnya pun, mengakibatkan hak orang lain untuk duduk di kursi tersebut hilang. Jadi, disarankan tas besar untuk diletakkan di rak. Jangan sampai lupa untuk megambilnya kembali saat akan turun.

9. Menunggu kereta dengan tertib




 Berbarislah di tanda yang ditentukan untuk mengantre naik kereta. Pada umumnya untuk setiap pintu terdapat 2-3 antrean penumpang tergantung pada stasiun masing-masing.


Sumber : Kontak Edisi Februari 2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar